Mari kita lanjutkan ulasan lebih mendalam pada tingkatan
wirausaha, yang disadur dari presentasi Kementrian Koperasi dan UKM RI.
Pada ulasan sebelumnya tentang tingkatan wirausaha ada
beberapa kelas atau tingkatan pada wirausaha Indonesia yaitu :
- Pre-Start Up
- Start Up
- Survival
- Growth
- Matang
Kali ini saya mau mengulas lebih dalam tentang tingkatan
wirausaha. Semoga dapat menjadi masukan bagi kawan-kawan UKM Indonesia semua.
Pre-Start Up
Pre-Start Up adalah tingkatan wirausaha yang paling dasar,
dimana pelaku usahanya belum memiliki usaha tapi sudah berangan-angan untuk
memiliki usaha yang real.
- - Pelaku usaha pada tingkatan ini cenderung
memiliki gagasan usaha yang luas dan bisa dikatakan sporadis dan kemana-mana.
Tapi belum ada kejelasan dalam gagasan bisnisnya.
- -
Produk atau jasa yang mau dijual masih
bermacam-macam dan hampir semuanya berada dalam wacana “AKAN” tapi para pelaku
usahanya masih bingung “AKAN bikin produk apa?” “AKAN jual jasa apa?”
- - Pasar yang ingin dituju pada tingkatan ini juga
masih belum terlalu jelas. Mau jual ke segmen korporasi atau mau jual ke segmen
retail. Mereka masih ingin menyasar semua pasar dengan harapan mana yang lebih
menjual itu yang akan diteruskan, mana yang lebih sedikit itu yang akan
ditinggalkan.
- - Biasanya para pelaku usaha pada tingkatan ini
memiliki motivasi yang menggebu-gebu. Mereka terkadang over confidence atas apa
yang mereka pikirkan. Motivasi yang dimiliki ini juga sering berawal dari
seminar-seminar motivasi yang diikuti tapi tidak diterapkan.
- - Intuisi lebih dominan dan terkadang hal-hal yang
bersifat rasional terabaikan yang justru malah membuat para pelaku usaha
terjebak dalam bayangan indah mereka akan bisnis.
- - Para pelaku usaha pada tingkatan ini sering
sekali mengabaikan peran sumberdaya manusia dan kemampuan dari SDM itu sendiri.
Mereka sering merasa mampu melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan, pemikiran
atau opini kerabat lainnya.
Pre-Start Up adalah tingkatan dimana mental seorang
pengusaha diuji pada pertama kalinya. Banyak berpikir banyak menghayal tapi
tidak ada action yang konkrit dari hayalan itu.
Bagi kita yang masih berada pada tingkatan ini, dapat segera
mengakhirinya dan beralih untuk melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan
bisnis kita yang sesungguhnya.
Salam,
-cyp-
@chandra.yanpermadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar