Ada sharing menarik dari Senior saya di komunitas Tangan Di Atas (TDA) Pak John Rusly, pemilik kotakpensil.com
----------------------
Salah satu kesalahan pemerintah Indonesia adalah
tidak membedakan UKM dengan perusahaan besar. Untungnya sekarang pemerintah
sudah semakin menyadarinya.
Perusahaan
besar bekerja dengan team, team, team ...
Perusahaan
kecil bekerja dengan survival modedan mengejar sales, sales, sales ...
Contoh;
Saya
pernah menjabat sebagai GM di anak perusahaan Sinar Mas dan LG. Sewaktu kita
mengejar ISO 2000, kita membentuk tim, dengan tim inti 3 orang yg bekerja total
untuk ISO, didampingi oleh 2 orang konsultan.
Apakah
kita dapat melakukan hal yang sama di UKM?
Di
beberapa UKM, boro-boro ISO atau BSC, bisa cukup makan saja mereka sudah cukup
senang.
Saya
mengalami culture schock ketika resign dari GM dan mendirikan usaha sendiri.
Bahkan
buat nota penjualan, angkut barang ke mobil dan kirim barang harus dilakukan
sendiri. Itu cerita lain, saya ceritakan lain waktu.
Seperti
yg saya anjurkan dalam buku saya, "Jadi, Anda Ingin Menjadi
Pengusaha." ketika perusahaah kecil, fokus harus ke survive dulu, hidup
dulu. Setelah makan cukup dan pakaian cukup, baru pikirkan yg lain.
Gunakan
manajemen sederhana, POAC sudah cukup. Tidak usah pikirkan balance score card
atau model2 canggih yang aneh2 dulu. Itu nanti, ada masanya.
Di awal
Kotakpensil, saya berhenti ikut semua seminar, terutama yg untuk corporate,
karena semakin banyak seminar semakin bingung. Apalagi beberapa teori bertolak
belakang.
Daripada
bingung, lebih baik praktek, praktek dan praktek. Kalau ketemu masalah, baru
tanya teman2. Waktu itu saya cukup banyak merepotkan pak Teguh dan pak Irwanto
hehehe. Thanks ya ... :pray:
Seperti
kata guru saya, pak Heppy Trenggono dan pak Syaiful Bahri,
"Ilmu
—> amal —> Hidayah."
"Ilmu
harus diamalkan sampai dapat hidayah. Buat apa banyak ilmu kalau tidak
diamalkan? "
Demikian
pesan mereka yang selalu terngiang di kuping saya.
Saran
saya untuk UKM start-up, tidak perlu pusingin model manajemen dan segala tetek
bengek strategi. Anda cukup fokus ke jual, jual jual dulu. Jika penjualan anda
bagus, semua masalah anda akan selesai.
Bahkan,
banyak ilmu manajemen dari zaman Sinar Mas, LG dan Mc Kinsey saya simpan dulu,
belum saatnya untuk dipakai. Nanti ada waktunya.
Ketika
perusahaan Anda semakin dewasa dan matang, kebutuhan akan manajemen dan team
akan muncul sendiri. Dan, guru akan datang sendiri.
Demikian
sedikit tips dari saya.
Semoga
bermanfaat.
See you
at the top!
John Rusly
kotakpensil.com
PS: Tips
diatas untuk perusahaan startup pemula. Untuk perusahaan yang berkembang
(growing), team team dan team bahkan sangat dianjurkan. Kita hanya perlu tahu
posisi kita dan mengambil porsi ilmu yang sesuai untuk kita. Good luck
Jumat, 22 Januari 2016
Senin, 04 Januari 2016
Curug Cigamea Bogor (Tawangmangu di Bogor)
Siapa yang tidak kenal Air Terjun Tawangmangu di Karanganyar Jawa Tengah. Ditempuh dengan jarak 2jam dari kota Solo, naik ke pegunungan dengan hawa yg cukup dingin. Tawangmangu menjadi magnet pariwisata menarik di Karanganyar Jawa Tengah.
Tapi pernahkah anda coba mengunjungi Kawasan Gunung Bunder Kab. Bogor ? Disana ada banyak obyek wisata yang dikelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Air terjun atau dalam bahasa sunda disebut Curug, pemandian air panas, hutan pinus, bumi perkemahan sampai dengan kawah tertinggi yaitu Kawah Ratu yang harus ditempuh jalan darat sejauh 7 km dari pos perkemahan.
Pintu masuk ke kawasan ini ada 2 pintu yaitu pintu Gunung Bunder dengan akses masuk melalui Desa Cikampak Ciampea atau pintu Gunung Sari dengan akses masuk melalui Cibatok Ciampea.
Dari sekian banyak Curug yang ada dikawasan Gunung Bunder, yang paling menarik dan paling "dikelola" secara serius ada 2 Curug yaitu Curug Cigamea dan Curug Seribu. Jarak tempuh Curug Cigamea dari tempat parkir / pintu masuk wisata +/- 800 meter untuk sampai di air terjunnya. Sedangkan Curug Seribu ditempuh dengan jalan darat bebatuan sejauh 1.200 meter.
Mari kita ulas sedikit tentang Curug Cigamea.
Pemandangan Curug Cigamea sangat bagus, dengan 2 Curug yang berasala dari 2 aliran berbeda menambah keindahan kawasan ini. Ketinggian curug Cigamea yang pertama +/- 50 meter dan Curug Cigamea kedua +/- 25 meter. Aliran air yang sangat jernih dan segar memungkin kita untuk bermain air di aliran sungai nya.
Aliran sungai berbatu dengan air jernih dan segar didalamnya termasuk dangkal. Dengan kedalaman max selutut orang dewasa anak-anak bisa bebas bermain di aliran sungai ini, apalagi batu-batuan yang ada cenderung tidak licin jadi aman untuk anak-anak. Kolam ditempat Curug Utama masih bisa direnangi oleh orang dewasa, dengan kedalaman 1 s/d 2 meter masih cukup dangkal untuk orang dewasa melepaskan penat di kawasan ini.
Area Curug Cigamea juga sudah dilengkapi dengan warung-warung yang bersih walaupun harga makanannya tergolong agak mahal sedikit. Tapi lumayan untuk berteduh atau beristirahat di area wisata ini. Kamar mandi atau kamar bilasnya juga terbilang cukup rapih dan bersih, terbuat dari tembok permanen bukan bilik kayu seperti di Curug Curug yang lainnya. Jalanan menuju air terjun walaupun cukup jauh (800mtr) tapi sudah bebatuan yang tidak licin bukan lagi jalan tanah liat yang becek berlumpur.
So far, Curug Cigamea bisa saya bilang sebagai Tawangmangu Bogor. Mungkin apabila dikelola dengan baik dan profesional kawasan ini akan menjadi kawasan wisata baru yang sangat menarik dan terjangkau.
Salam,
-cyp-
@chandraypermadi
Tapi pernahkah anda coba mengunjungi Kawasan Gunung Bunder Kab. Bogor ? Disana ada banyak obyek wisata yang dikelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Air terjun atau dalam bahasa sunda disebut Curug, pemandian air panas, hutan pinus, bumi perkemahan sampai dengan kawah tertinggi yaitu Kawah Ratu yang harus ditempuh jalan darat sejauh 7 km dari pos perkemahan.
Pintu masuk ke kawasan ini ada 2 pintu yaitu pintu Gunung Bunder dengan akses masuk melalui Desa Cikampak Ciampea atau pintu Gunung Sari dengan akses masuk melalui Cibatok Ciampea.
Dari sekian banyak Curug yang ada dikawasan Gunung Bunder, yang paling menarik dan paling "dikelola" secara serius ada 2 Curug yaitu Curug Cigamea dan Curug Seribu. Jarak tempuh Curug Cigamea dari tempat parkir / pintu masuk wisata +/- 800 meter untuk sampai di air terjunnya. Sedangkan Curug Seribu ditempuh dengan jalan darat bebatuan sejauh 1.200 meter.
Mari kita ulas sedikit tentang Curug Cigamea.
Pemandangan Curug Cigamea sangat bagus, dengan 2 Curug yang berasala dari 2 aliran berbeda menambah keindahan kawasan ini. Ketinggian curug Cigamea yang pertama +/- 50 meter dan Curug Cigamea kedua +/- 25 meter. Aliran air yang sangat jernih dan segar memungkin kita untuk bermain air di aliran sungai nya.
Aliran sungai berbatu dengan air jernih dan segar didalamnya termasuk dangkal. Dengan kedalaman max selutut orang dewasa anak-anak bisa bebas bermain di aliran sungai ini, apalagi batu-batuan yang ada cenderung tidak licin jadi aman untuk anak-anak. Kolam ditempat Curug Utama masih bisa direnangi oleh orang dewasa, dengan kedalaman 1 s/d 2 meter masih cukup dangkal untuk orang dewasa melepaskan penat di kawasan ini.
Area Curug Cigamea juga sudah dilengkapi dengan warung-warung yang bersih walaupun harga makanannya tergolong agak mahal sedikit. Tapi lumayan untuk berteduh atau beristirahat di area wisata ini. Kamar mandi atau kamar bilasnya juga terbilang cukup rapih dan bersih, terbuat dari tembok permanen bukan bilik kayu seperti di Curug Curug yang lainnya. Jalanan menuju air terjun walaupun cukup jauh (800mtr) tapi sudah bebatuan yang tidak licin bukan lagi jalan tanah liat yang becek berlumpur.
So far, Curug Cigamea bisa saya bilang sebagai Tawangmangu Bogor. Mungkin apabila dikelola dengan baik dan profesional kawasan ini akan menjadi kawasan wisata baru yang sangat menarik dan terjangkau.
Salam,
-cyp-
@chandraypermadi
Langganan:
Postingan (Atom)